Newest Post

#Day3 #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge

| Jumat, Januari 20, 2017
Baca selengkapnya »
HAL YANG INGIN DICAPAI TAHUN INI

Tanggal 20 Januari 2017, belum terlalu terlambat untuk menuliskan hal yang ingin dicapai tahun ini, bukan? Toh lain hari mungkin akan bertambah lagi keinginan-keinginan yang lain. Umur makin bertambah kok keinginan juga makin nambah, ya.

Orang yang sedikit berbicara sepertiku mungkin ngga akan bisa mengikuti arus perkembangan zaman. Kudet, terbelakang, tulalit, pea dan segala tetek bengeknya bakal menempel lama kalau tidak segera ditindak lanjuti. Makanya aku pengen rubah kebiasaan burukku dari sekarang (dari dulu tiap hari juga berusaha berubah, sih). Salah satu caranya adalah mulai melek lingkungan. Melek peduli atas hal kecil apapun yang ada. Melek kesempatan dan peluang apapun untuk dicoba. Melek komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, media maupun nonmedia, audio maupun visual, dan segala hal yang berkaitan saat berhubungan dengan orang lain. Hal pendukung keberhasilannya adalah, kepiawaian dalam berbiacara, alias keterampilan cerewet. Musti belajar cerewet dari sekarang!

Semakin aku dewasa, semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Beli ini beli itu, ingin begini ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali, udah macem lagu Doraemon lah. Tapi dala kehidupan tidak selamanya kita berada di atas, kadang kita perlu merasakan di bawah karena itulah roda kehidupan. Kalian belum akan merasakan kehidupan jika tidak berputar pada roda itu. Tapi bukan berputar seperti di komidi putar, ya. Apalagi berputar di roda mobil. Kelindes ntar. Nha, tidak selamanya kita harus selalu mengeluarkan(hal materi), kita juga perlu belajar bagaimana mendapatkannya. Pengen deh tahun ini mulai belajar dan merasakan bagaiamana menjadi seorang wirausaha. Aku bisa mendapat banyak pelajaran dari berwirausaha seperti bagaimana berkomunikasi yang baik dengan pelanggan, menghitung dana keluar masuk dengan teliti, memperkiraan penyediaan barang, cekatan dalam menanggapi keluhan, banting tulang berkorban melewati rintangan, ancaman pasar dan segala macam operasional penjualan lainnya. Hasil usahaku ini bisa aku kumpulkan untuk membeli rumah atau bekal lain di masa depan. Yang penting biar suamiku nanti ngga terlalu kerepotan mengurus keluarga baru kecilnya.

Untuk membunuh waktu, aku melakukan apa yang aku suka. Menggambar, memotret, menulis, membaca, menerjemahkan, apapun itu. Suatu hari aku ingin mendapatkan penghasilan dari salah satu passionku itu. Belakangan ini aku mencoba banyak hal baru sehingga membuatku tidak terlalu fokus pada satu pekerjaan. Ini membuat hobiku belum ada yang terasah, barang satupun belum. sering aku bertanya pada diri sendiri, “hingga saat ini hal apa yang aku lakukan yang bisa membuahkan hasil?”. Dan aku belum menemukan jawabannya. Karena itu aku perlu mempertajam bakat dan memfokuskan hobiku pada satu bidang terlebih dahulu. Jika sudah mahir baru kemudian bisa lanjut ke hobi yang lain. Hal ini bisa dimulai dari menulis. Menulis challenge ini misalnya, benar-benar berat. Kehabisan ide, ngga tau struktur kepenulisan, ngga bisa bedain kata baku, style tulisan belum jelas, dsb. Tapi gapapa. Ini baru langkah awal. Memang selalu berat dulu, kalau sudah terbiasa akan terasa ringan. Bukankah kalian bisa melakukan sesuatu karena kebiasaan? Yang penting nikmati prosesnya. Betul?

Aku tipe orang yang ngga suka keluar rumah buat keluyuran atau jalan-jalan ngga jelas dan buang-buang waktu. Aku lebih suka menghabiskan waktu di kamar. Di kamarku sudah tersedia banyak fasilitas sederhana yang bisa bikin betah. Teman-temanku sering bertanya padaku, “Ngga keluar rumah? Emang ngga bosen?”. Jawabanku NO. My room is my paradise. Tapi bukan berarti aku selalu di kamar dari semenjak bayi sampe badan segede gaban gini, lho. Aku memang jarang main gaje keluar rumah. Tapi sekalinya main keluar tuh mainnya jauuuuuuuh... main ke beda kota, beda pulau, beda negara, dan beda planet kalau bisa. Hehe... karena aku berjiwa mencoba hal baru, aku pernah ingin melamar pekerjaan di luar kota. Sayang, keluargaku sama sekali tak mengijinkan. Alasannya banyak. Sebagai anak penurut aku ngga bisa bantah. Tapi pernah aku memberanikan diri bertanya apa aku diijikan seandainya bekerja di luar negeri. Aku sudah bersiap-siap untuk mematahkan hati. Ehhh.. respon mereka seperti agak positif (hamil?). Yang deket ngga diijinin, eh jadi yang jauh banget aja sekalian. Aku pengen deh ngerasain kerja di luar negeri. Biar ilmu Bahasa Inggris yang sudah dipelajari selama 10 tahun lebih ini terpakai pada tempatnya. Bertemu orang-orang baru, lingkungan baru, keluar dari zona nyaman, dan mandiri. Bonusnya? Gaji bejibun plus jalan-jalan ke tempat keren. Hehe..

Hal terakhir yang ingin aku capai dalam tulisan ini adalah, naik kuda. Iya naik kuda. Aku belum pernah naik kuda tanpa tidak dikawal pawangnya. Pernah naik kuda itu sewaktu khatam Al-Quran semasa kecil dan terakhir kemarin pas di tempat wisata ada penyewaan naik kuda. Kurang seruuuu.. aku pengen naik kuda yang bisa ditunggangi sendiri. Menaiki kuda yang kekar, berkulit mulus, berambut panjang menjuntai ketika dia berlari membawa si penunggangnya. Uhhhhhhh... keren, Mak!!!! Pokonya tahun ini kudu kesampaian naik kudanya.


Selain kelima hal itu, masih banyak hal yang ingin dicapai. Tapi ngga mungkin semua akan dilakukan dan terkabul tahun ini. Ya minimal dibayangin dulu, dikonsep, diancang-ancang, nah baru deh kalau sudah siap atau terdesak tinggal action. Sebagai manusia yang baik, tentu hal yang ingin kita capai pada umumnya adalah menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, bukan?

#Day3 #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge

Posted by : Julina
Date :Jumat, Januari 20, 2017
With 0komentar

#Day2 #KampusFiksi 10 Days Writing Challange

| Kamis, Januari 19, 2017
Baca selengkapnya »
3 Hal yang Kemungkinan Besar Bisa Membuatku Histeris


Aku adalah tipikal orang yang cuek dan ngga gampang terprovokasi pada keadaan lingkungan sekitar. Yaa kata lainnya manusia datar gitu, deh. Ketika seseorang menjelek-jelekkan atau membangga-banggakan orang lain sampai mulut berbusa dengan segala jurus ekspresi dikerahkan sehingga membuat pendengarnya terkesima dan ikut ketularan, namun tidak berefek denganku. Aku hanya akan mendengar dan menyimak secukupnya. Menangkap yang baik, membuang yang buruk. Selesai.

Tapi kalau ditanya hal apa yang bisa membuatku histeris, ada beberapa kemungkinan yang perlu dipertimbangkan tentang kebenarannya (saking ngga percayanya bakal terjadi).

Pertama, kehilangan seseorang yang disayang. Entah itu keluarga ataupun sahabat. Kehilangan dalam hubungan silaturahmi mungkin masih bisa dimengerti. Kalau ada hubungan yang kurang berkenan dan jalannya harus putus atau jarang bersilaturahmi, maka aku hanya akan mendoakan yang terbaik untuk mereka. Meminta pada Tuhan agar mereka selalu dalam keadaan sehat, tiada pernah putus rejekinya, dan selalu dilapangkan ketika mendapatkan musibah. Tapi bagaimana kalau mereka ternyata pergi untuk selamanya? Aku mungkin ngga akan siap dan menganggap itu hanya kebohongan belaka. Aku mungkin akan kelabakan dan membabi buta mencari kebenaran yang sesungguhnya, mungkin dengan teriakan, atau pemberontakan, atau tak sadarkan diri, atau mungkin melakukan sesuatu hal diluar dugaan. Ngga kebayang deh apa yang bakal terjadi.

Kedua, bisa hidup mandiri dengan penghasilan sendiri lewat passion. Sampai usiaku kepala dua ini pun aku masih belum tau passionku sesungguhnya apa. Aku suka mencoba banyak hal. Tapi tak terfokuskan pada satu hal. Mencoba yang satu belum sampai full sudah pindah ke hal lain. Itulah salah satu sifat burukku. Makanya kalau aku menemukan passionku yang sesungguhnya yang hasilnya bisa menghidupi kebutuhan sehari-hari dan masa depanku, pasti bakal bikin ngga nyangka. Aku bakal flashback ;agi apa yang aku jalani. Rintangan apa saja yang sudah aku lewati. Siapa saja yang sudah menemani perjuanganku. Mengenang semuanya ketika sudah mendapat kemudahan dalam menuangkan passion. Ahh, sungguh momen yang menyenangkan. Sambil menceritakan kisah perjalanan itu pada orang tersayang dengan perasaan menggebu-gebu. Bercampur dengan canda tawa, tangis, dan mungkin sambil guling-guling.

Ketiga, bertemu dengan orang-orang hebat. Orang yang hebat bukan berarti harus terkenal oleh khalayak ramai. Berdandan nyentrik, mengantongi bertumpuk kertas uang di dalam dompetnya, atau yang pintar ber-acting dan tebar pesona kesana kemari. Orang hebat yang aku maksudkan adalah dia yang memiliki pengalaman manis pahitnya kehidupan dan berkomitmen tinggi untuk mengubahnya menjadi lebih baik setiap hari. Jatuh bangun dan kerasnya kehidupan ia jadikan pelajaran. Namun ia tak pernah menyerah mengejar apa yang ia yakini dengan kuat. Aku suka dan kagum dengan orang seperti ini. Aku akan menjadikannya teladan dan contoh yang baik untuk mengubah diriku juga.


Sebenarnya ngga tau hal apa yang bisa membuatku histeris. Karena pada dasarnya aku menanggapi suatu hal tidak dengan over. Biasa saja, mengikuti arus. Karena pada dasarnya semua pasti ada solusinya, semua pasti ada hikmah di dalamnya. Ketiganya mungkin terdengar biasa saja. Memang. Karena memikirkannya pun aku harus bolak balik tanya pada diri sendiri.. ‘Emang ada ya yang bisa bikin aku histeris?’ Hihi.. Tapi jika ketiga hal tersebut terjadi, memang perlu mendapatkan perhatian khusus yang ngga bisa di’biasa’kan.

#Day2 #KampusFiksi 10 Days Writing Challange

Posted by : Julina
Date :Kamis, Januari 19, 2017
With 2komentar

KAMPUS FIKSI 10 DAYS WRITING CHALLANGE #DAY1

| Rabu, Januari 18, 2017
Baca selengkapnya »

TIPE KEKASIH YANG AKU DAMBAKAN

Sebenarnya agak canggung menulis soal yang satu ini karena aku belum pernah membahasnya dengan siapapun. Tapi akan aku coba tuangkan apa yang ada dalam pikiranku tentang kekasih dambaan.

Tipe kekasih yang aku dambakan dulu hanya terpaut pada fisik. Biasa lah, kalau masih puber liat ada suatu hal yang menarik dari lawan jenis langsung dicomot dalam list tipe kekasih dambaan. Mulai dari yang berkacamata, rambut ikal, kulit putih, maskulin, hidung mancung, kurus tinggi, dsb. Tapi sekarang ngga sebanyak itu, sih. Aku suka laki-laki berambut ikal. Entahlah kenapa, tapi mereka keliatan punya pemikiran berbeda dari yang lain, bebas namun ngga keluar aturan, dan juga... kreatif. Pasti ada-ada saja ide aneh yang muncul dari otaknya sampai-sampai membuat rambutnya keriting. Aku juga suka laki-laki dengan berat proporsional. Ngga kurus, ngga juga berisi, apalagi berotot besar seperti Ade Rai. Agak risih dan serem liat otot-ototnya. Boleh lah berotot, tapi dengan porsi berat badan yang pas. Kulitnya ngga perlu terlalu putih, yang penting bersih. Ngga ada jerawat, kudis, kurap, kutu air dan segala macam penyakit kulit lainnya. Itu berarti dia pinter menjaga kulit. Kulitnya aja dijaga apalagi calon istrinya. Hehe.. yang mancung bisa memperbaiki keturunan juga deh kayanya. Tapi terlepas dari fisik berambut ikal, berat dan tinggi proporsional, kulit bersih juga hidung mancung, bakal ngga ada apa-apanya kalau dia ngga bisa menarik secara emosional.

Secara emosional aku akan tertarik jika lelaki itu mempunyai sifat kepemimpinan. Setidaknya bisa memimpin diri sendiri. Paham bagaimana harus bersikap, menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan melakukan sesuatu dengan pertimbangan sebelum bertindak. Ketika sudah memimpin ia juga harus bisa bertanggungjawab, siap menanggung risiko apapun, dan mampu memecahkan masalah dengan solusi yang bijak. Ia sayang pada keluarga dan orang tuanya, terutama pada ibu. Belumlah terlihat ia sayang pada istrinya jika ia belum sayang pada ibu yang telah susah payah mengandungnya selama 9 bulan. Nah, karena aku orangnya pendiam, pasti akan lengkap kalau lelakinya cerewet. Bukan banyak ngomong doang, lho, ya. Tapi suka bergaul dengan siapa saja, ngga pilih-pilih teman, pergaulannya luas dari anak-anak sampai yang dewasa. Dari lingkungan yang luas itu dia bisa ambil pelajaran banyak untuk dimanfaatkan dalam kehidupannya. Kalau ditambah sifat humoris, nih... duhhh cocok deh mencairkan hati para si pendiam. Seorang yang pendiam pasti jarang sekali ngobrol. Maka ia harus paham diriku yang sesungguhnya dan memberikan perhatian penuh sehingga membuatku nyaman bersamanya. Seringkali kita tertipu tentang sifat seseorang dari penampilan. Lelaki yang sekilas berpenampilan cool, kharismatik dan cuek tapi sebenarnya cerewet, tukang bikin nyengir dan suka membuat kejutan itu dapet nilai plus dariku. Satu hal lagi yang bikin kesengsem kalau membicarakan lelaki idaman, yaitu pintar mengaji. Setiap hari ia baca Al-qur’an barang satu ayat pun, sehingga timbul sendiri niat untuk belajar seni baca Al-qur’an yang semakin membuatnya tak pernah lupa pada agama dan Tuhan.


Seperti itulah kira-kira tipe lelaki yang aku dambakan. Meski sekarang masih menutup diri terhadap lawan jenis soal perasaan, Insya Allah ketika sudah bertemu nanti, bagaiamanapun keadaannya aku akan siap menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Meski perjalanan kesendirianku masih panjang entah sampai kapan.

KAMPUS FIKSI 10 DAYS WRITING CHALLANGE #DAY1

Posted by : Julina
Date :Rabu, Januari 18, 2017
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲