Jakarta. Pengamat
makanan dan obat-obatan Indonesia mengatakan bahwa tolak angin, sebuah obat
penguat herbal atau jamu yang dijual dengan kemasan plastik dan bertujuan untuk
menangani flu biasa, ternyata memang aman digunakan, menanggapi isu penggeseran
kelayakan label oleh distributor California.
Roy Sparringa, kepala
agensi pengamatan obat-obatan dan makanan menyampaikan hari Selasa di Jakarta
bahwa pihak agensi telah menguji Tolak Angin, produk penjualan terbaik dari Sido
Muncul pembuat jamu di laboratoriumnya dan tidak terdekteksi masalah sama
sekali.
“39 sampel dari Tolak
Angin yang diambil dari beberapa lokasi diseluruh Indonesia telah kami uji. Hasilnya
menunjukan Tolak Angin memenuhi semua persyaratan kualitas. Kandungan logam
berat seperti merkuri, kadmium, timah dan arsenik sama sekali tidak terdeteksi.
Bahkan alat yang sensitif tidak bisa mendeteksinya” ungkap Roy saat konferensi
pers.
Ia menambahkan bahwa pengujian
laboratorium yang dilaksanakan sama seperti dalam Laboratorium Uji Makanan Nasional Amerika, yang dikabarkan memberikan
peringatan pada produk ini dalam pendistribusian ke California dibawah prop 65
label.
Peringatannya berbunyi: “Produk
ini mengandung timah, zat kimia yang dikenal sebagai penyebab kanker dan
kelahiran cacat atau kerusakan produktif di negara California”.
Distributor Tolak Angin di
California adalah Empire International, yang April tahun ini menangani produk
berkandungan jahe dan gula hitam yang didistribusikan tanpa prop 65 label.
Setelah itu, Empire
menempelkan label pada semua produknya yang mengandung jahe, termasuk Tolak Angin.
Irwan Hidayat, Direktur
Presiden Sido Muncul menyatakan bahwa distributor tidak melaporkan pada
produsen terkait isu pergeseran tersebut. Ia juga menambahkan, setelah Sido
Muncul komplain, Sunarto Ruski (Wakil Presiden Empire) mengirimnya surat
pernyataan maaf yang menyebutkan bahwa distributor tidak menyadari dampak dari
kebijakan label tersebut ternyata ditujukan pada merk Tolak Angin. Sido Muncul
memproduksi Tolak Angin sebanyak 780 juta sashet dalam setahun, dan mengekspor
produk ini ke beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura.
“Saya hanya memperhatian
hal positif dari masalah ini. Sekarang kami bisa memberikan lebih banyak bukti
bahwa Tolak Angin memang memiliki kualitas yang baik” sahut Iwan yang tidak
memperjelas alasannya.
Irwan mengatakan Sido
Muncul harus lebih hati-hati lagi dalam memilih distributor internasionalnya
diwaktu yang akan datang.
Menurut Menteri Industri,
industri jamu, yang mendapat banyak perhatian kembali setelah bertahun-tahun
dipandang sebagai kuno dan terlalu sederhana, diprediksi akan menaik 33% tahun
ini menjadi Rp 20 triliun ($1.4 billion).
Indonesia merupakan rumah
produksi dari 1.160 bisnis yang mengolah jamu dan produk herbal lainnya, namun
hanya 16 perusahaan yang menggunakan operasa skala besar, termasuk Sido Muncul.
Sido Muncul membagi
kontrakan tertutup berkisar Rp. 475 dalam perdagangan Jakarta Jumat lalu. Persediaannya
turun 22% sejak awal tahun.
Ditulis oleh Chiquita
Hutahuruk pukul 07:34 sore, 14 Agustus 2015
Alih bahasa: Julina
English text source : Drug Regulator Deems Tolak Angin Safe Despite US Labeling
0 komentar:
Posting Komentar