Pengamat Obat Menegaskan Tolak Angin Aman Digunakan Meski Dilarang di Amerika

| Jumat, Agustus 14, 2015


Jakarta. Pengamat makanan dan obat-obatan Indonesia mengatakan bahwa tolak angin, sebuah obat penguat herbal atau jamu yang dijual dengan kemasan plastik dan bertujuan untuk menangani flu biasa, ternyata memang aman digunakan, menanggapi isu penggeseran kelayakan label oleh distributor California.

Roy Sparringa, kepala agensi pengamatan obat-obatan dan makanan menyampaikan hari Selasa di Jakarta bahwa pihak agensi telah menguji Tolak Angin, produk penjualan terbaik dari Sido Muncul pembuat jamu di laboratoriumnya dan tidak terdekteksi masalah sama sekali.

“39 sampel dari Tolak Angin yang diambil dari beberapa lokasi diseluruh Indonesia telah kami uji. Hasilnya menunjukan Tolak Angin memenuhi semua persyaratan kualitas. Kandungan logam berat seperti merkuri, kadmium, timah dan arsenik sama sekali tidak terdeteksi. Bahkan alat yang sensitif tidak bisa mendeteksinya” ungkap Roy saat konferensi pers.

Ia menambahkan bahwa pengujian laboratorium yang dilaksanakan sama seperti dalam Laboratorium Uji Makanan  Nasional Amerika, yang dikabarkan memberikan peringatan pada produk ini dalam pendistribusian ke California dibawah prop 65 label.

Peringatannya berbunyi: “Produk ini mengandung timah, zat kimia yang dikenal sebagai penyebab kanker dan kelahiran cacat atau kerusakan produktif di negara California”.

Distributor Tolak Angin di California adalah Empire International, yang April tahun ini menangani produk berkandungan jahe dan gula hitam yang didistribusikan tanpa prop 65 label.

Setelah itu, Empire menempelkan label pada semua produknya yang mengandung jahe, termasuk Tolak Angin.
Irwan Hidayat, Direktur Presiden Sido Muncul menyatakan bahwa distributor tidak melaporkan pada produsen terkait isu pergeseran tersebut. Ia juga menambahkan, setelah Sido Muncul komplain, Sunarto Ruski (Wakil Presiden Empire) mengirimnya surat pernyataan maaf yang menyebutkan bahwa distributor tidak menyadari dampak dari kebijakan label tersebut ternyata ditujukan pada merk Tolak Angin. Sido Muncul memproduksi Tolak Angin sebanyak 780 juta sashet dalam setahun, dan mengekspor produk ini ke beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura.

“Saya hanya memperhatian hal positif dari masalah ini. Sekarang kami bisa memberikan lebih banyak bukti bahwa Tolak Angin memang memiliki kualitas yang baik” sahut Iwan yang tidak memperjelas alasannya.
Irwan mengatakan Sido Muncul harus lebih hati-hati lagi dalam memilih distributor internasionalnya diwaktu yang akan datang.

Menurut Menteri Industri, industri jamu, yang mendapat banyak perhatian kembali setelah bertahun-tahun dipandang sebagai kuno dan terlalu sederhana, diprediksi akan menaik 33% tahun ini menjadi Rp 20 triliun ($1.4 billion).

Indonesia merupakan rumah produksi dari 1.160 bisnis yang mengolah jamu dan produk herbal lainnya, namun hanya 16 perusahaan yang menggunakan operasa skala besar, termasuk Sido Muncul.
Sido Muncul membagi kontrakan tertutup berkisar Rp. 475 dalam perdagangan Jakarta Jumat lalu. Persediaannya turun 22% sejak awal tahun.

Ditulis oleh  Chiquita Hutahuruk pukul 07:34 sore, 14 Agustus 2015
Alih bahasa: Julina

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲